Kota Bekasi, Detik35.Com- Berbagai masalah selalu timbul dalam pelaksanaan pembangunan gedung sekolah. Hal itu terjadi diduga atas kerja sama antara pemborong dengan pengawas dinas terkait atau Disperkimtan (Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahana), sehingga pengecoran Cakar Ayam proyek itu di atas genangan air.
Tetapi pengawas diam seribu bahasa, ada apa?
Proyek ini menyerap Anggaran sebesar Rp 3,8 miliar dari Nilai Pagu Rp 3,9 miliar lebih, dari sumber dana APBD tahun anggaran (TA) 2023. Dengan peserta Lelang 26 Perusahaan PT atau CV, yakni pemborong yang menjadi mitra kerja Pemkot Bekasi dan pemborong dari luar Kota Bekasi. Tetapi pemenang tender proyek SMP Negeri 44 ini adalah kontraktor dari Kota Bekasi, sayangnya tidak dapat disebut nama perusahaannya dikarenakan Papan Nama Proyek disembunikan pemborongnya. Tetapi menurur indormasi pemborong ini membawa bendera CV. Purnamasari Rezeki.
Selain itu, masih banyak masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan pembangunan proyek Gedung SMP Negeri 44 Kota Bekasi tersebut, di antaranya, proyek tanpa Papan Nama Proyek, menurut sejumlah orang yang di SMP Negeri 44 menjelaskan, bahwa Papan Nama Proyek tadinya ada. Tetapi sekarang Papan Nama Proyek itu hilang. Diduga Papan Nala Proyek itu disumputin (Disembunyikan) pemborongnya.
Tidak diketahui alasannya Papan Proyek itu disembunikan, ujar salah seorang guru yang minta namanya dirahasiakan.
Kemudian, masalah lain adalah para tukang yang bekerja di atas lantai 2 gedung itu berani tanpa menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) atau biasa disebut dalam proyek Safety.
Dikatakan salah seorang kontraktor Safety itu harus digunakan para tukang dan harus disiapkan fasilitas itu dan diberikan kepada tukang, apalagi bekerja di ketinggian 2 lantai dan lantai berikutnya, katena sangat berbahaya jika alat pelindung itu tidak digunakan, ujarnya.
Permasalahan lainnya pun masih ada, tetapi dinilai tidak perlu diuraikan dalam pemberitaan ini. Yang perlu diungkap adalah masalah yang sangat urgen yang sangat berbahaya bagi tenaga pekerja atau tukang, supaya para kontraktor dapat memperhatikan keselamat para tukang yang dipekerjakan. Jangan hanya memikirkan keuntungan sang kontraktor, harus memikirkan bahaya laten yang mengintai, tambah guru lainnya.
Sesuai keterangan yang dihimpun di lokasi proyek atau di lingkungan SMP Negeri 44 menjelaskan, bahwa pembangunan Gedung SMP Negeri 44 itu adalah 9 Ruang Kelas Belajar (RKB) baik itu dalam proyek lanjutan maupun di proyek Rehabilitasi Total dan terdapat juga Penghapusan Aset dalam pembongkaran gedung lama yang dibangun sekarang ini. Sayangnya, tidak diketahui atas nama PT atau CV yang melaksanakan pekerjaan itu, karena tidak ditemukan Papan Nama Proyeknya lagi.
Ketika permaslahan itu dikonfirmasi kepada pemenang tender H. Purwanto dan mengatakan, bahwa dirinya sedang di Jakarta, kemudian, setelah itu beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya namun tidak mau mengangkat teleponnya, sehingga tidak dapat diminta konfirmasinya atas banyak masalah dalam pembangunan Gedung SMP Negeri 44 tersebut. Hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi sang pemborong. Dan petinggi Disperkimtan juga sulit dihubungi minta konfirmasinya. (Red/Shuban Tanjung)