Oku Timur,Detik35.com
Menjelang Hari Raya Nyepi 2024, masyarakat yang beragama Hindu tengah berbondong-bondong menyiapkan pawai Ogoh-Ogoh, guna menyambut Hari Besar Umat Hindu tersebut, yang jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Di Desa Suka Jaya Kecamatan Belitang II Kabupaten Oku Timur,10/3/2024
Ogoh-Ogoh sendiri merupakan sebuah benda besar berupa karya seni patung yang berbentuk boneka raksasa. Ogoh-Ogoh ini juga merupakan bagian daripada ritual masyarakat beragama Hindu, menjelang Hari Raya Nyepi yang akan dilaksanakan satu hari setelahnya.
Dalam sambutanya Bupati Oku Timur H.lanosin ST mengatakan bahwa kita harus menjaga toleransi antara umat beragama.dan saya berharap kepada semua umat hindu bisa menjalankan ibadah sesuai dengan tata cara.dan saya sebagai bupati karna panitia kekurangan dana maka saya cuma bisa bantu 10 juta .Sekali lagi saya ucapkan selamat hari raya nyepi tahun 2024. Tutup bupati
saat di konfirmasi Kadek Sujianto Ketua PHDI Kecamatan Belitang II Mengatakan Dalam semarak pawai Ogoh-Ogoh ini, biasanya dari kalangan anak-anak muda yang ada di suatu daerah, menginginkan agar Ogoh-Ogoh mereka menjadi karya yang lebih unggul dibandingkan Ogoh-Ogoh yang ada di tempat lain.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa dalam proses pembuatannya, orang-orang sangat bersungguh-sungguh dalam membuat patung Ogoh-Ogoh. Sebab, Ogoh-Ogoh ini dijadikan sebagai wadah kreativitas bagi anak-anak muda untuk saling berkompetisi menunjukkan karya seni terbaiknya.
Sejarah dan Makna Ogoh-Ogoh
Kata Ogoh-Ogoh berasal dari Bahasa Bali, yakni "ogah-ogah" yang memiliki arti sesuatu yang digoyangkan. Ogoh-Ogoh ini juga termasuk dalam kategori seni patung, yang berasal dari kebudayaan masyarakat Bali. Di mana, karya seni Ogoh-Ogoh ini menggambarkan kepribadian dari sosok Bhuta Kala.
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala sendiri berasal dari kata "Bhu" yang berarti kekuatan, serta "Kala" yang berarti alam semesta dan waktu. Dalam perwujudan Ogoh-Ogoh, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang sangat besar, menakutkan, dan memiliki wujud raksasa.
Ogoh-Ogoh juga sering digambarkan menyerupai wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti Naga, Gajah, dan Widyadari. Bahkan, ada juga yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, misalnya para pemimpin dunia, artis-artis, atau tokoh-tokoh agama.
Parade Ogoh-Ogoh ini biasanya akan dilakukan arak keliling dengan mengelilingi desa, ataupun dirayakan dengan cara dipentaskan.
Jika dirayakan dengan cara diarak keliling, orang-orang yang mengarak biasanya untuk menandakan sifat buruk dari dalam diri manusia. Berat yang dipikul pada saat mengarak keliling Ogoh-Ogoh akan diakhiri dengan membakar karya seni patung tersebut sampai habis tak bersisa.
Untuk waktu pelaksanaannya, biasanya pawai Ogoh-Ogoh akan dilaksanakan dari sore hari hingga waktu malam. Tapi, banyak juga di beberapa daerah yang melaksanakannya dari siang hingga sore hari.
Pagelaran pawai Ogoh-Ogoh ini memiliki sebuah filosofi, yang ditujukan kepada manusia untuk saling menjaga alam dan sumber daya, serta tidak merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.
Pelaksanaan acara ngerupuk dan pawai Ogoh-Ogoh akan berlangsung secara serentak, yakni sehari sebelum perayaan Nyepi 2024 dilaksanakan. Untuk persiapannya sendiri, tergantung pada waktu pawai Ogoh-Ogoh tersebut dilaksanakan.
Demikian ulasan singkat terkait dengan tradisi Ogoh-Ogoh, yang akan digelar dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Raya Nyepi .tutur Kadek Sujianto
Lanjut kadek sujianto mengatakan makna nyepi adalah kita melakukan meditisai nyepi ini ada 4 pantangan yang tidak boleh di lakukan
Amati geni (Tidak menyalakan api)Amati lelanguan (tidak melakukan hiburan)Amati Karye (tidak melakukan kegiatan )Amiti lelungan (Tidak bepergian) tutup.kadek Sujianto
Hadir dalam acara ,Bupati Oku Timur,H.lanosin ST ,Kepala Dinas Pendidikan Oku Timur .Wakimin Spd ,camat Belitang II,Edi Suyitno,Ketua forum kades kecamatan belitang II putu Swardana,dan kepala desa se kecamatan belitang II,tokoh adat,kapolsek belitang II,dan seluruh masyarakat .(Redaksi)