Jakarta – Detik35. Com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa dukungan publik terhadap Presiden terpilih Prabowo Subianto sangat besar. Namun, Jokowi menegaskan bahwa hal ini justru membuat dirinya sering menjadi sasaran kritik. Ia membandingkan tingkat kepercayaan publik antara masa pemerintahannya dan pemerintahan Prabowo, serta mengungkapkan dampak kebijakan yang ia ambil pada awal jabatannya.
Jokowi bercerita bahwa saat awal pemerintahannya pada 2014, tingkat persetujuan publik atau approval rating yang diberikan lembaga survei mencapai angka yang cukup tinggi, yakni 62 persen. Namun, angka ini tidak bertahan lama setelah kebijakan kontroversial yang diambilnya, yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan tersebut memicu protes publik, yang kemudian menyebabkan tingkat kepercayaan terhadap pemerintah turun tajam menjadi 52 persen.
Jokowi mengungkapkan bahwa meski tingkat kepercayaan publik menurun setelah kebijakan BBM, dirinya tetap berfokus pada kebijakan yang berorientasi pada jangka panjang, meski sadar bahwa keputusan tersebut mengundang kritik tajam dari berbagai kalangan. Hal ini menjadi kontras dengan pemerintahan Prabowo yang, menurut Jokowi, mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat.
“Dukungan kepada Prabowo sangat kuat. Kuatnya dukungan itu yang akhirnya membuat saya sering jadi sasaran, terutama dalam situasi politik yang semakin dinamis ini,” kata Jokowi, menggarisbawahi tantangan yang ia hadapi dalam memimpin Indonesia di tengah gelombang dukungan dan kritik yang datang bersamaan.
Pernyataan ini mencerminkan situasi politik Indonesia yang terus berkembang menjelang pemerintahan baru, di mana dukungan publik terhadap tokoh-tokoh besar seperti Prabowo memberikan tantangan tersendiri bagi Jokowi sebagai presiden yang masih aktif menjabat. Jokowi juga mencatat pentingnya menghadapi kritik dan tantangan ini dengan kebijakan yang berfokus pada kemajuan bangsa meski tidak selalu populer.(Redaksi)