-->

Notification

×

Iklan

 


Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kepala BGN Tanggapi Penemuan Ulat di Menu MBG, Tegaskan Peningkatan SOP dan Pengawasan Ketat

| February 23, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-23T06:42:30Z

Jakartadetik35.Com

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memberikan klarifikasi terkait temuan ulat pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sumatera Selatan. Menurut Dadan, penemuan ulat yang muncul dari wadah makanan atau "ompreng" tidak mungkin terjadi karena ulat tidak dapat hidup di luar wadah tersebut. Dadan, yang juga seorang ahli entomologi, menjelaskan bahwa berdasarkan pengetahuan ilmiah, belatung atau ulat tidak dapat bertahan hidup setelah keluar dari wadah makanan.


"Saya ahli entomologi, saya paham betul. Tidak mungkin belatung hidup di luar omprengnya," tegas Dadan dalam acara Agrinnovation Conference dan Rakernas Pemuda Tani di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2025).


Sebagai langkah penanggulangan agar kejadian serupa tidak terulang, BGN telah memperketat prosedur operasional standar (SOP) dalam pengawasan MBG. Dadan menekankan bahwa setiap kali makanan akan dikirim ke sekolah, dokumentasi berupa foto dan video dari setiap proses pengemasan dan pengiriman makanan harus dilakukan. "Sekarang ditambah lagi SOP-nya, setiap kali mau mengirim makanan, semuanya diambil foto dan videonya," tambah Dadan.


Menyikapi kasus sebelumnya, yang melibatkan menu MBG di SDN 7 Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Dadan juga menegaskan bahwa pihaknya telah memeriksa sampel makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan memastikan bahwa makanan yang disiapkan tidak mengandung ulat. Menurutnya, jika ada ulat, maka seharusnya ulat tersebut sudah mati karena proses pengemasan yang ketat. "Kami punya sampel makanan setiap kali kami kirim. Itu tidak ada belatungnya, karena bersih. Kalaupun ada belatung, pasti mati," ujar Dadan.


Dalam kesempatan yang sama, Dadan juga memberikan penjelasan terkait menu yang disajikan pada saat kejadian, yang memuat buah pepaya. Ia mengatakan bahwa jika ulat berasal dari pepaya, mereka cenderung tetap berada di dalam buah tersebut dan tidak akan keluar. "Kalau ulat berasal dari pepaya, mereka tidak akan keluar karena memilih memakan pepaya," tambahnya.


Sementara itu, pihak Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Sumsel yang bertanggung jawab atas dapur umum MBG masih menunggu hasil pemeriksaan dari BPOM mengenai sampel makanan yang diduga basi dan mengandung ulat. "Sampel sudah dibawa ke BPOM untuk diperiksa, kami masih menunggu hasil laboratorium," ujar Ketua DPD PPJI Sumsel, Evie Hadenli.


Kejadian ini membuat 8 siswa SDN 7 Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, mengalami gejala keracunan makanan seperti pusing, sakit perut, mual, dan muntah setelah mengonsumsi menu MBG tersebut. Dadan menegaskan bahwa BGN terus memantau dan meningkatkan pengawasan agar program MBG tetap berjalan dengan baik dan aman bagi anak-anak yang membutuhkan.(Red)

×
Berita Terbaru Update