-->

Notification

×

Iklan

 


Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gubernur Riau Larang Perpisahan SMA/SMK di Luar Sekolah: Hindari Beban Orang Tua

| March 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-03T14:27:31Z

Pekanbaru – detik35.com

Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid mengeluarkan larangan tegas kepada seluruh kepala sekolah SMA/SMK negeri di Riau untuk tidak mengadakan kegiatan perpisahan di luar sekolah. Keputusan ini diambil untuk menghindari pembebanan biaya kepada orang tua/wali murid, yang kerap terjadi dalam penyelenggaraan acara perpisahan di luar lingkungan sekolah.


Larangan ini disampaikan langsung oleh Gubernur Abdul Wahid usai memimpin rapat perdana bersama Pejabat Tinggi Pratama (PTP) di lingkungan Pemprov Riau, Senin (3 Maret 2025) di Ruang Rapat Melati, Kantor Gubernur Riau.


"Saya melarang kepala sekolah baik SMA maupun SMK negeri sederajat untuk tidak mengadakan kegiatan di luar sekolah, termasuk acara perpisahan," tegas Gubri.


Kegiatan perpisahan yang digelar di luar sekolah sering kali menjadi beban tambahan bagi orang tua siswa. Biaya sewa tempat, konsumsi, dokumentasi, hingga kebutuhan lainnya membuat acara ini berpotensi menjadi ajang pungutan yang membebani wali murid, terutama bagi mereka yang kurang mampu.


Selain itu, ada kekhawatiran bahwa jika tidak diatur dengan baik, kegiatan tersebut bisa menimbulkan kesenjangan sosial di antara siswa. Sebagian orang tua yang tidak mampu membayar mungkin akan merasa terpaksa untuk ikut serta, meskipun dalam kondisi ekonomi yang sulit.


Sebagai solusi, Gubernur Abdul Wahid mendorong agar acara perpisahan tetap bisa dilakukan, tetapi hanya di dalam lingkungan sekolah dengan konsep yang lebih sederhana dan tetap berkesan. Dengan demikian, seluruh siswa bisa ikut berpartisipasi tanpa terkendala biaya.


Pemprov Riau berharap kebijakan ini dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh SMA/SMK negeri di provinsi tersebut. Selain mengurangi beban ekonomi orang tua, langkah ini juga sejalan dengan prinsip pendidikan yang lebih inklusif dan tanpa diskriminasi ekonomi.


Larangan ini mendapat beragam tanggapan dari berbagai pihak. Sebagian orang tua siswa menyambut baik kebijakan ini, mengingat selama ini mereka merasa keberatan dengan biaya perpisahan yang sering kali cukup besar.


"Bagus kalau dilarang, soalnya tahun-tahun sebelumnya perpisahan selalu mengeluarkan biaya besar. Kadang ada orang tua yang terpaksa patungan meskipun kondisi keuangan sulit," ujar seorang wali murid di Pekanbaru.


Namun, beberapa siswa dan pihak sekolah merasa kurang setuju karena acara perpisahan di luar sekolah dianggap sebagai momen spesial yang sulit digantikan dengan kegiatan di dalam lingkungan sekolah.


"Rasanya kurang seru kalau hanya di sekolah. Biasanya perpisahan itu jadi kenangan terakhir yang menyenangkan buat kami," kata seorang siswa kelas 12 di salah satu SMA negeri di Riau.


Meski demikian, keputusan ini tetap akan diberlakukan dan sekolah-sekolah diharapkan mengikuti arahan gubernur.


Pemprov Riau menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pemantauan ketat terhadap kebijakan ini. Jika ditemukan sekolah yang tetap mengadakan perpisahan di luar sekolah, maka kepala sekolah dan pihak terkait bisa dikenakan teguran hingga sanksi administratif.


Dengan adanya larangan ini, diharapkan sekolah dapat lebih kreatif dalam mengadakan acara perpisahan yang tetap berkesan, tanpa membebani siswa dan orang tua secara finansial.

×
Berita Terbaru Update