Jakarta – detik35.com
Pemerintah terus menggenjot hilirisasi industri nasional guna memperkuat ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (3/3), disepakati pelaksanaan 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai USD40 miliar atau setara Rp624 triliun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa proyek-proyek ini mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari minyak dan gas, pertambangan, pertanian, hingga kelautan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah serta mempercepat industrialisasi dalam negeri.
Salah satu proyek utama dalam tahap pertama hilirisasi ini adalah pembangunan storage minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau. Infrastruktur ini akan menjadi fasilitas strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus memperkuat cadangan minyak Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga akan membangun kilang minyak (refinery) berkapasitas 500 ribu barel per hari. Kilang ini digadang-gadang menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar di Indonesia dan diharapkan mampu mengurangi impor BBM yang selama ini menjadi beban bagi neraca perdagangan nasional.
26 Sektor Komoditas Jadi Prioritas Hilirisasi
Dalam rangka memperluas cakupan hilirisasi, Presiden Prabowo telah menetapkan 26 sektor komoditas sebagai prioritas nasional. Sektor-sektor ini mencakup:
Mineral (nikel, bauksit, tembaga, timah, emas)
Minyak dan gas (pengolahan dan distribusi)
Pertanian (beras, jagung, kedelai)
Perkebunan (kelapa sawit, karet, kopi, kakao)
Perikanan (pengolahan ikan dan hasil laut)
Kehutanan (pengolahan kayu dan produk turunannya)
Dengan strategi ini, pemerintah menargetkan peningkatan nilai tambah produk dalam negeri, mengurangi ekspor bahan mentah, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Meski memiliki potensi besar, percepatan hilirisasi juga menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kesiapan infrastruktur, regulasi yang mendukung, hingga ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan proyek ini.
Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi nasional. “Kita harus memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia memberikan manfaat maksimal bagi rakyat dan tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah,” ujar Prabowo dalam pertemuan tersebut.
Ke depan, pemerintah akan terus mengawal implementasi proyek-proyek ini agar dapat berjalan sesuai target dan memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional.
(Redaksi)