Riau, detik35. Com
Provinsi Riau kini mencatatkan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang signifikan, menempatkannya sebagai daerah dengan jumlah PHK terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan, Provinsi Riau mengalami lonjakan kasus PHK yang dipengaruhi oleh faktor-faktor struktural dalam industri kelapa yang menjadi salah satu sektor unggulan di daerah ini.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam keterangannya pada Selasa (8/4/2025), mengungkapkan bahwa sebagian besar PHK yang terjadi di provinsi ini terjadi pada sektor pengolahan kelapa. Perusahaan-perusahaan pengolah kelapa yang beroperasi di Kabupaten Indragiri Hilir, seperti PT Pulau Sambu dan PT Riau Sakit United Plantations (RSUP), terpaksa melakukan PHK terhadap ribuan pekerja mereka. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan bahan baku kelapa yang menggerakkan industri tersebut.
Abdul Wahid menjelaskan bahwa penurunan produksi buah kelapa menjadi faktor utama di balik menurunnya pasokan bahan baku. "PHK itu akibat dari tersedianya bahan baku kelapa. Setelah saya cek ke lapangan, ternyata bukan semata-mata karena pengaruh ekspor, tetapi memang produksi buah kelapa itu yang menurun," ujar Gubernur Abdul Wahid.
Kondisi tersebut diperburuk oleh berbagai faktor, seperti perubahan cuaca ekstrem dan serangan hama yang memengaruhi produktivitas tanaman kelapa. Selain itu, kebijakan ekspor kelapa bulat yang lebih menguntungkan secara komersial telah menyebabkan kelangkaan pasokan untuk pengolahan di dalam negeri, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan pengolah kelapa untuk menghentikan sebagian besar operasionalnya.
Akibatnya, ribuan pekerja di sektor pengolahan kelapa kehilangan pekerjaan mereka, dan kondisi ini telah menciptakan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat di sekitar kawasan pengolahan kelapa, yang banyak bergantung pada industri ini sebagai mata pencaharian utama mereka.
Gubernur Abdul Wahid menambahkan bahwa pemerintah daerah tengah mencari solusi untuk menangani masalah ini, salah satunya dengan mendorong peningkatan produksi kelapa lokal dan mengoptimalkan kebijakan sektor pertanian untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan. Selain itu, upaya untuk memperbaiki infrastruktur dan mengurangi ketergantungan pada ekspor kelapa mentah juga sedang dalam pembahasan.
Angka PHK di Riau mencatatkan 1.153 pekerja yang terdampak sepanjang tahun 2024, menjadikannya provinsi dengan jumlah PHK tertinggi di Pulau Sumatera. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat dan daerah, yang kini tengah berupaya mencari solusi jangka panjang untuk menstabilkan sektor-sektor industri penting yang terdampak, serta untuk melindungi kesejahteraan para pekerja yang terpaksa kehilangan mata pencaharian mereka.(Red/Velcy)