-->

Notification

×

Iklan

 


Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Penarikan Utang Rp 250 Triliun di Triwulan I 2025 Capai 40,6% Target Defisit APBN

| April 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-10T14:59:05Z

 

Penarikan Utang Rp 250 Triliun di Triwulan I 2025 Capai 40,6% Target Defisit APBN, Pemerintah Fokus Jaga Keseimbangan Fiskal


Jakarta, detik35. Com

Pemerintah Indonesia telah memulai langkah besar untuk menutupi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 yang diperkirakan mencapai Rp 616,2 triliun, atau 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam tiga bulan pertama tahun ini, pemerintah telah merealisasikan penarikan utang baru sebesar Rp 250 triliun, yang setara dengan 40,6% dari total target defisit APBN 2025.


Hingga akhir Maret 2025, defisit APBN tercatat sebesar Rp 104,2 triliun atau sekitar 0,45% dari PDB, yang menunjukkan bahwa realisasi defisit negara baru mencapai 16,9% dari target defisit tahunan. Meski angka defisit tersebut masih rendah, penarikan utang yang cukup signifikan menandakan bahwa pemerintah sudah mengambil langkah antisipatif untuk memastikan kelancaran pembiayaan anggaran.


Utang yang ditarik pemerintah dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) dan instrumen lainnya ini menjadi salah satu alat utama untuk menutupi kesenjangan antara belanja negara yang tinggi dan pendapatan negara yang terbatas. Pemerintah mengalokasikan belanja besar dalam program pembangunan, sosial, dan infrastruktur, sementara pendapatan negara dari sektor perpajakan dan non-pajak belum sepenuhnya mampu menutupi anggaran tersebut. Oleh karena itu, utang dianggap sebagai solusi praktis, meskipun harus diwaspadai agar rasio utang terhadap PDB tetap terkendali.


Realokasi anggaran dan efisiensi belanja juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memitigasi potensi defisit yang lebih besar, namun strategi utama tetap pada optimasi penerimaan negara dan penarikan utang. Meskipun demikian, Kementerian Keuangan menekankan pentingnya menjaga agar pembiayaan anggaran tetap dalam batas aman dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.


Dalam rapat dengan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa penarikan utang dilakukan dengan prinsip kehati-hatian untuk mencegah terjadinya tekanan fiskal jangka panjang. Utang digunakan sebagai instrumen pembiayaan sementara, sementara pemerintah berusaha memperbaiki struktur penerimaan negara melalui kebijakan pajak yang lebih efisien dan memperbaiki kebijakan fiskal jangka panjang.


Dengan rasio defisit yang masih terjaga di bawah 1% dari PDB pada akhir Maret, pemerintah optimis dapat memenuhi target defisit 2,53% pada akhir tahun, dengan catatan terus ada upaya serius dalam menggenjot penerimaan dan mengatur pengeluaran secara lebih tepat sasaran.


Namun, tantangan tetap besar. Selain utang, pemerintah juga berupaya untuk mendorong peningkatan investasi, meningkatkan ekspor, dan menstabilkan perekonomian domestik agar bisa memberikan ruang bagi pertumbuhan pendapatan negara yang lebih besar. Fokus utama pemerintah adalah memastikan keseimbangan fiskal tetap terjaga, sembari mendukung upaya pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.(Red/Adiba) 


×
Berita Terbaru Update