Abu Dhabi –detik35.Com
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi memulai rangkaian lawatan kenegaraannya ke kawasan Timur Tengah dengan mendarat di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Selasa (9/4/2025) sekitar pukul 06.30 waktu setempat.
Kedatangan Presiden Prabowo di terminal VIP Presidential Flight Abu Dhabi International Airport disambut hangat oleh jajaran pejabat tinggi PEA, antara lain Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Mohamed Al Mazrouei, Duta Besar PEA untuk Indonesia Abdullah Salem AlDhaheri, serta Duta Besar Indonesia untuk PEA Husin Bagis dan Atase Pertahanan KBRI Abu Dhabi Brigjen TNI Muhammad Irawadi.
Kunjungan ini menandai misi diplomatik pertama Presiden Prabowo ke Timur Tengah sejak resmi menjabat, yang menitikberatkan pada penguatan aliansi strategis di sektor energi, pertahanan, investasi, pangan, hingga stabilitas geopolitik.
Agenda utama Presiden di Abu Dhabi adalah pertemuan bilateral dengan Presiden PEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) yang akan digelar secara tertutup di Istana Qasr Al Shatie, kediaman resmi Presiden MBZ. Pertemuan tersebut diperkirakan akan membahas sejumlah isu penting, termasuk penguatan kerja sama ketahanan energi, teknologi militer, dan investasi infrastruktur besar-besaran di Indonesia.
Sumber dari lingkungan diplomatik menyebutkan bahwa pertemuan ini bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari upaya konkret pemerintahan Prabowo untuk menggeser poros kerja sama Indonesia ke arah kemitraan global berbasis kepentingan strategis jangka panjang.
“Presiden Prabowo datang membawa mandat kuat untuk memperluas peran Indonesia dalam percaturan kawasan. Lawatan ini menunjukkan betapa pentingnya membangun jembatan diplomasi langsung dengan pemimpin dunia yang memiliki pengaruh besar,” ungkap seorang diplomat senior yang tak ingin disebutkan namanya.
Setelah Abu Dhabi, Presiden dijadwalkan melanjutkan kunjungan kenegaraan ke Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania, dengan agenda yang mencakup konsultasi strategis, penandatanganan nota kesepahaman, serta diplomasi pertahanan dan ekonomi lintas kawasan.
Langkah ini menegaskan posisi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo sebagai negara yang aktif, adaptif, dan berdaulat dalam membangun jaringan internasional yang saling menguntungkan dan berorientasi pada masa depan.(Redaksi/Adiba)