Palembang detik35.com
Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, meresmikan pemugaran Kelenteng Wie Tin Bio, salah satu tempat ibadah umat Konghucu tertua di Palembang, pada Minggu (13/4/2025). Acara yang berlangsung khidmat dan penuh semangat toleransi ini dihadiri oleh sekitar 3.000 umat Konghucu dari berbagai daerah di Sumsel.
Dalam sambutannya, Herman Deru menekankan pentingnya menjadikan momentum ini sebagai penguat kerukunan antarumat beragama. Ia menyebut keberagaman sebagai kekuatan, bukan perbedaan yang memecah.
"Ini bukan hanya peresmian kelenteng, ini adalah simbol bagaimana Sumatera Selatan merawat keberagaman. Setiap agama mengajarkan kebaikan. Dua hal utama yang kita pegang: taat kepada Tuhan, dan berbuat baik kepada sesama," ujar HD, sapaan akrab Gubernur.
Herman Deru juga mengapresiasi proses pemugaran Kelenteng Wie Tin Bio yang disebutnya berjalan secara gotong royong, transparan, dan inklusif. Ia berharap kelenteng ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tapi juga terbuka sebagai destinasi wisata budaya yang bisa memperkenalkan nilai-nilai luhur agama Konghucu kepada masyarakat luas.
“Kelenteng ini bukan hanya milik umat Konghucu, tapi milik kita semua sebagai warisan budaya. Buka pintu bagi wisatawan, beri pelayanan yang ramah dan edukatif,” ujarnya.
Gubernur kembali menggaungkan visinya menjadikan Sumsel sebagai “provinsi zero konflik” dalam bidang keagamaan. Ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keharmonisan yang sudah terbangun selama ini.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Xue Shi Budi Santoso, memberikan apresiasi khusus kepada Gubernur atas kehadirannya. Ia menyebut ini sebagai bukti konkret bahwa negara hadir untuk semua umat beragama.
“Bapak Gubernur sudah dua kali hadir dalam peresmian kelenteng. Ini bukan sekadar simbol, tapi bukti nyata bahwa kebhinekaan benar-benar dihargai di negeri ini,” kata Budi Santoso.
Pemugaran Kelenteng Wie Tin Bio yang berdiri sejak abad ke-18 ini dianggap sebagai bagian dari pelestarian nilai-nilai spiritual sekaligus warisan sejarah Tionghoa di Sumatera Selatan.
Acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai, doa bersama, serta pembagian makanan vegetarian gratis bagi masyarakat lintas agama yang turut hadir.(Redaksi)
#HermanDeru #WieTinBio #ToleransiBeragama #ZeroKonflik #SumselDamai #Matakin