Jakarta, detik35.Com
Dalam pembukaan Rakernis Densus 88 Antiteror Polri di Auditorium PTIK-STIK Lemdiklat Polri, Jakarta, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. menegaskan komitmen Polri dalam pendekatan deradikalisasi berbasis kesejahteraan. Melalui program "Sahabat Densus", Kapolri menyerahkan bantuan modal usaha kepada sejumlah mantan narapidana kasus terorisme yang kini telah bertransformasi menjadi pelaku usaha mikro.22 April 2025
Dalam sambutannya, Kapolri menyatakan bahwa pemberdayaan ekonomi eks napiter bukan hanya bentuk kepedulian kemanusiaan, tetapi juga strategi strategis dalam menjaga stabilitas nasional. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan keras. Perlu ada solusi yang menyentuh akar masalah, yaitu ekonomi dan keterlibatan sosial. Inilah fungsi hadirnya program Sahabat Densus,” ujar Kapolri.
Tiga eks napiter yang menerima bantuan secara simbolis yakni:
Imam Santosa – pengusaha makanan diet special needs di Jakarta;
Badri – pendiri Koperasi Bina Ikhwan Mandiri, pengusaha kopi dari Banten;
Joko – pelaku usaha hidroponik melon dan madu di Jawa Tengah.
Tak hanya menyerahkan bantuan, Kapolri juga meninjau langsung berbagai UMKM binaan lainnya seperti usaha minuman herbal dan makanan ringan milik Mulyani (Jawa Barat), konveksi pakaian dan madu milik Arif Nawawi (Jawa Timur), hingga bisnis ayam bakar dan kue dari Dodiek Kurniawan (Yogyakarta).
Langkah Polri ini dinilai sebagai transformasi pendekatan kontra-terorisme yang lebih humanis dan berorientasi pada reintegrasi jangka panjang. Densus 88, yang selama ini dikenal sebagai pasukan elit antiteror, kini juga menjadi motor penggerak bagi rekonsiliasi dan produktivitas sosial melalui pembinaan eks-napiter yang telah menyatakan setia kepada NKRI.
“Ini bukan sekadar bantuan ekonomi. Ini simbol kepercayaan negara terhadap warganya yang ingin kembali ke jalan damai. Kita harus bangun narasi baru bahwa Indonesia tak hanya mampu melawan radikalisme, tapi juga mampu menyembuhkan dan memulihkan,” tegas Jenderal Sigit.
Rakernis ini sekaligus menjadi ajang konsolidasi strategi Densus 88 dalam menjaga keamanan nasional, dengan mengedepankan kolaborasi antara pendekatan keamanan dan sosial kemasyarakatan.(Redaksi/Adiba)